Pesawat Fokker 27 milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di landasan udara (Lanud) Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. 24 Orang tewas dalam peristiwa naas ini. Berikut kronologi tragedi tersebut:
Pukul 06.30 WIB, pesawat tersebut berangkat dari Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Pesawat yang berisi 6 orang awak tersebut bertujuan untuk melakukan misi penerjunan.
"Misi ini sudah dilakukan secara periodik," ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Bambang Sulistyo saat jumpa pers di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/4/2009).
Pada pukul 13.04 WIB, pesawat dilaporkan jatuh. Sebelum jatuh, pesawat menabrak hangar ACS milik PT Dirgantara Indonesia (DI) terlebih dahulu, hingga akhirnya terbakar.
"Tidak ada laporan tentang korban di luar TNI AU," tambahnya.
Menurut Bambang, pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan. Namun berdasarkan pengalaman, ada 4 faktor yang bisa menyebabkan sebuah pesawat jatuh.
"Kecelakaan bisa disebabkan oleh 4 faktor, oleh manusia, media atau lingkungan, mesin dan sistem," jelasnya.
Hingga pukul 20.00 WIB, korban masih diidentifikasi. Dari 24 korban, baru 5 yang berhasil dikenali identitasnya. "Nanti kalau ada perkembangan lain akan kita sampaikan," pungkasnya
Menurut Ketua Keahlian Fisika Terbang Institut Teknologi Bandung Hari Muhammad, cuaca buruk dan angin kencang patut menjadi penyebab jatuhnya pesawat Fokker 27-03 di Bandara Husein Sastranegara.
"Saya dapat laporan kalau sempat terjadi angin kencang sebesar 20 knot. Fenomena cross wind (angin samping) dengan kecepatan sebesar ini berpengaruh terhadap pendaratan," ujar dosen teknik penerbangan ITB ini.
Angin ini datang dari arah utara, sementara pesawat datang dari arah timur. Akibatnya, pesawat terbawa ke arah kiri dan melebar dari jalur pendaratan dan kemudian menghantam hanggar Air Craft Service (AFC) milik PT DI. Menurutnya, pesawat Fokker yang mendarat dengan kecepatan rendah, yaitu 120 knot sangat rentan terpengaruh cross wind berkecepatan 20 knot ke atas.
Meskipun demikian, ungkapnya, tidak tertutup kemungkinan ada faktor kesalahan manusia di dalam kecelakaan ini. Menurutnya, datangnya cross wind sebesar 20 knot ini semestinya diketahui oleh petugas dari menara pengawas bandara (air traffic control).
Asumsinya, kalau petugas ATC sudah memperingati pilot kalau ada cross wind, pesawat hendaknya tidak mendarat dulu. Kecuali, jika pilot berpikiran lain. Atau, memang ATC tidak memperingati, ucapnya.
Kepastian ada tidaknya faktor human error dan kelalaian peringatan ATC ini bisa dipastikan dari hasil rekaman percakapan antara pilot dan pengawas ATC di cokpit voice recorder atau kotak hitam.
TNI Angkatan Udara terus menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat Fokker 27 di kawasan hanggar PT Dirgantara Indonesia atau PTDI di Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/4) siang. Hingga kini, TNI AU belum memastikan penyebab kecelakaan. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Bambang Soelistyo memastikan pesawat dalam kondisi laik terbang sebelum kecelakaan terjadi.
Pesawat jatuh sekitar pukul 12.36 WIB saat akan mendarat pada sesi kedua latihan bagi personel Paskhas TNI AU. Ketika itu, cuaca buruk karena hujan lebat sehingga jarak pandang terbatas. Diduga, hal ini yang membuat pilot tak mampu mengendalikan pesawat dan akhirnya menabrak hanggar air craft service atau ACS PTDI.
Setelah itu, pesawat meledak dan terbakar. Sebagian atap hanggar pun ikut terbakar. Kecelakaan menewaskan 18 penumpang dari personel Pasukan Khas TNI AU (Paskhas) dan enam awak pesawat
Pesawat Fokker 27 AU Terjatuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baca Manga Online
(134)
Comic
(134)
Manga
(134)
Komik
(133)
download
(130)
Tips n Trik
(26)
mIRC
(21)
IRC Scripts
(19)
Info
(19)
Kesehatan
(18)
Pendidikan
(16)
Internet
(13)
Humor
(11)
Komputer
(8)
Politik
(7)
Seks
(7)
Software
(7)
Cord Gitar
(5)
Kimia
(4)
Sains n Techno
(4)
Valentine Day
(4)
Edit Blog
(3)
Champion
(2)
Olahraga
(2)
Asbak Band
(1)
Bola
(1)
Friendster
(1)
Hijau Daun
(1)
Motivasi
(1)
Mutiara
(1)
Sex Link
(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar